Social Icons

Sabtu, 14 Februari 2015

Pengertian Sistem Analog Dan Digital

Sistem Analog adalah suatu bentuk dari komunikasi elektronik yang merupakan proses pengiriman informasi pada gelombang elektromaknetik, dan bersifat variabel dan berkelanjutan atau disebut juga dengan sinyal analog. Contohnya sinyal gambar pada televisi, atau suara pada radio yang dikirimkan berkesinambungan. Analog merupakan proses pengiriman sinyal dalam bentuk gelombang. Misalnya ketika seseorang berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka suara yang dikirimkan melalui jaringan telepon tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan kemudian, ketika gelombang ini diterima, maka gelombang tersebutlah yang diterjemahkan kembali ke dalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara lainnya dari komunikasi tersebut.
Sistem Digital merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga dengan biner) untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal tersebut disebut sebuah bit.
Istilah digital adalah menunjuk kepada jari-jari kaki dan tangan, yang telah dipakai selama ribuan tahun untuk menghitung dan menggambarkan data-data numers. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah siitem menghitung sangat cepat yang memproses semua bentuk informasi sebagai nilai-nilai numeris. Sebelum terjadi perkembangan dari digital modern, hampir semua sistem menghitung dan komunikasi adalah analog. Teknologi analog pada dasarnya hanyalah alat yang sederhana dengan program yang tertentu saja seperti contohnya komputer analog. Komputer-komputer analog pada dasarnya adalah alat ukur. Mereka tanggap didalam mengukur kondsi-kondisi yang terus berubah. Komputer analog biasa dipasang dalam mesin-mesin untuk memberikan sebuah informasi dan kendali otomatis.
Namun meski sangat berguna, semua komputer analog buatan manusia memiliki kelemahan besar yaitu mereka tidak dapat mengukur cukup teliti. Masalahnya terletak pada kemampuan mereka untuk secara konsisten terus menerus merekam perubahan yang terus menerus terjadi. Pada setiap pengukuran, selalu terdapat peluang untuk keragu-raguan.
Berbeda dengan komputer analog, komputer digital mampu melakukan pengukuran yang jauh lebih tepat karena komputer tersebut tidak melakukan keragu-raguan serta cukup teliti dan cepat.
Apabila kita membandingkan kedua pendekatan ini dengan mempergunakan analogi seember air. Untuk mensimulasikan sistem digital, kita akan sepakat untuk menetapkan bahwa sebuah ember kosong merepresentasikan digit 1. Oleh karena itu, kita dapat menyimpan suatu nilai numerik dengan menggunakan notasi biner dalam bentuk sebaris ember. Sebaliknya kita dapat mensimulasikan sistem analog dengan jalan mengisi setengah penuh sebuah ember sehingga air mencapai level ketinggian yang sesuai dengan nomor numerik yang direpresentasikannya. Pada pandangan pertama, sistem analog akan terlihat lebih akurat karena tidak akan dipengaruhi oleh berbagai kesalahan (seperti misalnya pemotongan nilai) yang menjadi sifat alamiah sistem digital. Akan tetapi sedikit guncangan saja pada ember dalam sistem analog dapat menyebabkan kesalahan pembacaan level ketinggian air, sedangkan pada sistem digital air yang berada dalam sebuah ember harus terlebih dahulu tumpah keluar dalam jumlah yang signifikan sebelum perbedaan antara ember penuh dan ember kosong menjadi rancu.

Dengan demikian, sistem digital bersifat kurang rentan terhadap kesalahan apabila dibandingkan dengan sistem analog. Kekebalan semacam inilah yang menjadi alasan utama mengapa banyak aplikasi yang awalnya berbasiskan kepada teknologi analog (seperti misalnya komunikasi telepon, rekaman audio, dan televisi) kini beralih ke teknologi digital.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sertakan kritik dan saran demi kebaikan kita semua

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates